JUDUL SKRIPSI PEMASARAN 10
STRATEGI PROMOTIONAL MIX GUNA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PERUSAHAAN TEGEL“ACC” BANYUWANGI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha dalam era global saat ini menuntut setiap perusahaan untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada baik dalam bidang produksi, sumber daya manusia, keuangan dan pemasaran agar mampu bersaing dalam pasaran domestik maupun manca negara.
Bagian pemasaran sebagai ujung tombak suatu perusahaan diharapkan untuk mampu memperkenalkan produk yang dihasilkan dengan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga mampu merealisasikan tujuan perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Strategi dan penerapan promosi yang tepat merupakan suatu kunci untuk mengkomunikasikan produk pada konsumen. Pemilihan bentuk promosi setiap perusahaan sangat berbeda-beda tergantung pada karakteristik produk dan kebijakan pemasaran yang dilaksanakan. Salah satu bentuk promosi yang efektif adalah pelaksanaan advertising, sebab advertising mampu menjangkau dan dapat dinikmati semua lapisan masyarakat, sehingga perusahaan mampu memperkenalkan produknya secara luas.
Penerapan promosi adakalanya tidak memenuhi sasaran dan hasil yang diharapkan kurang optimal. Hal ini bisa terjadi salah satunya disebabkan pemilihan media yang kurang tepat, akibatnya bukan hanya dari segi biaya yang telah di keluarkan menjadi sia-sia, tetapi misi utama perusahaan untuk memperkenalkan produknya menjadi gagal. Untuk itu perlu dilakukan suatu kajian tentang bagaimana penerapan advertising yang tepat dan efektif sehingga dapat mencapai sasaran yang diharapkan.
Dalam promotional mix terdapat empat komponen yang dapat digunakan dalam memasarkan produk barang atau jasa yaitu : advertising (periklanan), sales promotion (promosi penjualan), personal selling (penjualan individu) dan publisitas. Dengan adanya variabel dalam promotional mix perusahaan dapat memilih jenis promosi yang lebih cocok dengan jalan mengkombinasi variabel promosi dalam promotional mix.
Dengan demikian perusahaan dapat memilih variabel-variabel yang cocok dalam promotional mix yang ada sehingga perusahaan lebih efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan. Dengan menggunakan kombinasi variabel-variabel yang ada pada promotional mix secara tepat yang disesuaikan dengan kondisi jenis produknya, maka perusahaan selain dapat memperkenalkan produknya, menghemat biaya yang dikeluarkan dan juga mengenai sasaran yang telah ditetapkan. Selain itu juga perusahaan dapat mengoptimalkan volume penjualan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Selama ini, perusahaan Tegel “ACC” melaksanakan strategi promotional mix hanya melalui advertising dengan media papan nama dan kalender, tanpa diikuti dengan strategi promotional mix yang lain sehingga menyebabkan produk yang ditawarkan kurang dikenal luas oleh konsumen yang merupakan sasaran pasar dari produk yang ditawarkan oleh perusahaan, para pesaing berusaha untuk memperkenalkan produk perusahaan agar produk tersebut dikenal luas di pasaran. Berikut ini akan penulis tampilkan tabel realisasi penjualan perusahaan Tegel “ACC” yang setiap tahunnya menurun.
Tabel 1
Target dan Realisasi Penjualan
Perusahaan Tegel “ACC” di Banyuwangi
Tahun 2002-2006
Tahun
Target Penjualan
Realisasi Penjualan
2002
2003
2004
2005
2006
72.427
66.125
53.353
40.307
26.421
69.625
61.100
51.258
32.268
24.973
Sumber Data : Perusahaan Tegel “ACC” Banyuwangi, 2006
B. Permasalahan
1. Masalah
Adapun masalah yang dihadapi oleh perusahaan tegel “ACC” adalah “Pelaksanaan Strategi Promotional Mix yang Kurang Tepat pada Perusahaan Tegel “ACC” di Banyuwangi”.
2. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan tegel “ACC” langkah selanjutnya adalah merumuskan masalah untuk melakukan pemecahan masalahnya. Perumusan masalah yang dapat penulis kemukakan adalah “Bagaimana cara melaksanakan strategi promotional mix guna meningkatkan volume penjualan pada perusahaan tegel “ACC” di Banyuwangi”.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan promotional mix yang telah di lakukan oleh perusahaan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan promotional mix, sekaligus mencari solusinya.
3. Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara variabel dalam promotional mix yang dilakukan perusahaan.
D. Kegunaan Penelitian
1. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan tegel “ACC” dalam memecahkan masalah yang dihadapi, berkaitan dengan strategi promotional mix.
2. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penelitian yang sama.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen Pemasaran
Menurut Philip Kotler/Armstrong (2002:14), terjemahan Wilhelmus W. Bakowatun menyebutkan bahwa :
“Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai sasaran organisasi”
Sedangkan menurut Lupiyo Adi (2006:6) dikatakan bahwa :
“Manajemen pemasaran adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan dalam hubungannya dengan pertukaran-pertukaran yang diinginkan terhadap konsumen yang dituju untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun bersama”.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan manajemen pemasaran adalah suatu kegiatan yang difokuskan pada penerapan dan kondisi produk, harga, promosi dan saluran distribusi untuk mencapai hasil yang efektif.
B. Pengertian Promotional Mix
Menurut Fandy Tjiptono (2007:222), disebutkan bahwa bauran promosi (promotion mix, promotion blend, communication mix) adalah : “Suatu bentuk-bentuk promosi yang memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya yang disebut bauran promosi”.
Sedangkan menurut Sigit (2002:204), adalah sebagai berikut : “Promotional mix adalah cara penjualan dan dapat merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan berhasilnya suatu usaha”.
Adapun menurut Converse (2000:76) adalah sebagai berikut : “Promotion mix adalah cara penjualan dan dapat merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan berhasilnya suatu usaha”.
C. Variabel-variabel Promotional Mix
Menurut pendapat Fandy Tjiptono (2007:222-232), disebutkan bahwa bauran promosi (promotional mix, promotional bland, communication mix) adalah:
1. Personal selling
2. Mass selling, terdiri atas periklanan dan publisitas
3. Promosi penjualan
4. Public relation (hubungan masyarakat)
5. Direct marketing
1. Personal selling adalah komunikasi langsung antara penjualan dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.
2. Mass selling adalah pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembeli.
3. Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembeli produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
4. Public relation adalah merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.
5. Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif yang memanfaatkan suatu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon dengan pertukaran atau transaksi di sembarang lokasi.
Sedangkan menurut Basu Swastha DH dan Irawan (1990:350), disebutkan bahwa: variabel-variabel yang ada dalam promotional mix. Pada pokoknya ada empat yaitu :
1. Periklanan : bentuk prestasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang dan jasa yang dibayar atau di sponsor tertentu.
2. Personal selling : prestasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pelanggan atau lebih yang ditujukan akan menciptakan penjualan.
3. Publisitas : pendorong permintaan secara non pribadi untuk satu produk, jasa, atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor tak dibebani sejumlah bayaran secara langsung.
4. Promosi penjualan : kegiatan selain personal selling, periklanan, publisitas untuk mendorong pembeli konsumen dan efektivitas pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain : peragaan, pertunjukan, pameran, demonstrasi dan sebagainya.
Menurut Soehardi Sigit (2002:296), ada empat variabel dalam promotional mix yaitu :
1. Advertising (periklanan) : cara penyajian dengan cetakan, tulisan, kata-kata, gambar atau orang.
2. Sales promotional (promosi penjualan) : kegiatan-kegiatan menstimulasi penjualan produk (jasa yang dilakukan selain lewat advertensi, personal selling dan publisitas).
3. Personal selling : orang yang melakukan penjualan secara pribadi dan dapat menjadi alat promosi.
4. Publisitas : pemberian stimulasi (dorongan) yang dilakukan oleh media masa (penerbitan, televisi, atau panggung) mengenai suatu lembaga atau perusahaan mengenai produk, jasa atau bisnisnya yang tidak berwujud iklan.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
1. Sales promotion
2. Personal selling
3. Advertising
4. Publisitas
Sifat, prinsip dan fungsi personal selling, menurut Fandy Tjiptono (2007:224), disebutkan bahwa :
1. Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara lain 2 orang atau lebih.
2. Cultivation yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab.
3. Response yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan.
Sedangkan prinsip-prinsip personal selling menurut Fandy Tjiptono (2007:224), disebutkan bahwa untuk melakukan personal selling harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Salesmanship
Penjual harus memiliki pengetahuan tentang produk dan menguasai seni menjual, seperti cara mendekati pelanggan, memberikan prestasi dan demonstrasi, mengatasi penolakan pelanggan dan mendorong pembeli.
2. Negotiating
Penjual harus mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi tentang syarat-syarat penjualan.
3. Relationship
Penjual harus tahu cara membina dan memelihara hubungan baik dengan para pelanggan.
Adapun fungsi dari personal selling menurut Fandy Tjiptono (2007:224), adalah :
1. Prospecting, yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka.
2. Targeting, yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli
3. Communicating, yaitu memberi info mengenai produk perusahaan kepada pelanggan
4. Selling, yaitu mendekati, memprestasikan, mengatasi, penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan.
5. Servicing, yaitu memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan.
6. Informating gathering, yaitu melakukan riset dan intelejen pasar.
7. Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju.
Tujuan sales promotion (promosi penjualan) menurut Philip Kotler (2002:197) adalah sebagai berikut :
1. Bagi konsumen
Usaha mendorong konsumen antara lain untuk lebih banyak menggunakan produk dalam unit yang lebih besar, mencoba merk yang dipromosikan dan untuk menarik pembeli merk lain yang bersaing dengan merk produk yang sedang dipromosikan.
2. Bagi wiraniaga
Berusaha memberikan dukungan atas produk, untuk merangsang mereka mencapai pelanggan-pelanggan baru, dan mendorong penjual di musim sepi.
Sedangkan menurut Sofyan Assauri (2002:257), tujuan promosi adalah:
1. Meningkatkan tindakan pembelian yang dilakukan oleh konsumen akhir
2. Meningkatkan usaha dan insentisitas penjual para reseller dan sales personel (para penjual).
1. Macam-macam Promosi Penjualan
Menurut Sofyan Assauri (2002:256) dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Promosi yang diarahkan kepada pembeli, misalnya sample, kupon, pameran, demonstrasi atau peragaan dan lain-lain.
b. Promosi yang diarahkan pada pramuniaga (sales person), misalnya bonus.
Menurut Fandy Tjiptono (2007:223), beberapa alat yang dapat dipakai dalam promosi penjualan antara lain :
a. Kontes, permintaan, undian, lotre
b. Premium dan hadiah
c. Produk sampel
d. Pasar malam dan pameran dagang
e. Pameran
f. Demonstrasi
g. Pemberian kupon
h. Potongan rabat
i. Hiburan
j. Jaminan produk dan lain-lain
2. Sifat-sifat Promosi Penjualan
Menurut Sofyan Assauri (2002:158), sifat yang terdapat dalam promosi penjualan adalah :
a. Insistent present
Peralatan promosi penjualan selalu menarik perhatian dan sering dapat mengubah kebiasaan lama konsumen, untuk kemudian menjuruskan perhatiannya pada produk yang dihasilkan perusahaan.
b. Product demeaning
Jika peralatan promosi penjualan ini terlalu sering digunakan dan ceroboh dalam pemakaiannya, maka akan timbul keraguan konsumen, yang menganggap bahwa barang atau jasa yang dipromosikan tersebut kurang laku, kurang disenangi, belum dikenal, atau tidak akan diproduksi lagi.
Langkah-langkah menentukan promosi penjualan menurut Sofyan Assauri (2002:159) akan melibatkan beberapa tahap, yaitu :
a. Menentukan tujuan
b. Mengidentifikasi pasar yang dituju
c. Menyusun anggaran
d. Memilih berita
e. Menentukan promotional mix
f. Memilih media mix
h. Mengukur efektivitas
i. Mengendalikan dan memodifikasi kampanye promosi
a. Menentukan tujuan
Jika perusahaan menetapkan beberapa tujuan sekaligus, maka hendaknya dibuat skala prioritas atau posisi tujuan mana yang hendak dicapai terlebih dahulu.
b. Mengidentifikasi pasar yang dituju
Pasar yang dituju harus terdiri atas individu-individu yang sekiranya bersedia membeli produk tersebut dalam periode yang bersangkutan.
c. Menyusun anggaran
Bukanlah tugas yang sederhana dan mudah. Sering manajer utama ikut mengambil bagian dalam keputusan tentang promosi sebagai bagian dari market mix.
d. Memilih berita
Sifat berita tergantung pada tujuan promosinya pada tahap perkenalan dalam siklus kehidupannya, maka informasi produk akan menjadi produk utama. Sedangkan pada tahap selanjutnya perusahaan lebih cenderung mengutamakan tema promosi yang bersifat persuasif.
e. Menentukan promotional mix
Perusahaan dapat menggunakan thema berita yang berbeda-beda pada masing-masing kegiatan promosinya. Misalnya hubungan masyarakat dapat dilakukan untuk menciptakan kesan positif terhadap perusahaan diantara para pembeli. Periklanan dapat dititikberatkan untuk memberikan kesadaran kepada pembeli tentang suatu produk atau perusahaan yang menawarkan. Fungsi personal selling dapat menjelaskan lebih terang tentang berita periklanan yang menyatakan penawaran produk atau jasa sesuai dengan keinginan pembeli. Sedangkan promosi penjualan dapat dilaksanakan misalnya: dengan menawarkan “Potong khusus” kepada calon pembeli jika mereka membeli sekarang.
f. Memilih media mix
Jenis media yang berbeda akan cenderung ditujukan pada kelompok yang berbeda.
g. Mengukur efektivitas
Setiap alat promosi mempunyai pengukuran yang berbeda-beda tanpa dilaksanakan pengukuran efektivitas tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak.
h. Mengendalikan dan memodifikasi kampanye promosi
Setelah pengukuran efektivitas, ada kemungkinan diadakan perubahan rencana promosi. Perubahan dapat terjadi pada promotional mix, media mix, berita, anggaran promosi, atau cara pengalokasian anggaran tersebut.
3. Alat-alat yang Dipakai Dalam Advertising (Periklanan)
Menurut pendapat Fandy Tjiptono (2007:223), menerangkan pendapatnya adalah sebagai berikut :
a. Iklan
b. Brosur
c. Film
d. Poster dan selebaran
e. Bilbord
f. Simbol dan logo dan lain-lain
4. Sifat-sifat Iklan
Menurut Fandy Tjiptono (2007:226) iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Public presentation
Iklan memungkinkan setiap orang menerima pesanan yang sama tentang produk yang diiklankan
b. Pervasiveness
Pesan iklan yang dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerima informasi
c. Amplifed expressiveness
Iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak.
d. Impersonality
Iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang menolong (satu arah).
5. Tujuan Advertising
Menurut Basu Swastha DH (2003:252) tujuan advertising adalah sebagai berikut :
a. Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain.
b. Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh tenaga penjual dalam jangka waktu tertentu.
c. Mengadakan hubungan dengan para penyalur
d. Memasuki daerah perusahaan baru atau menarik langganan baru.
e. Mencegah adanya barang tiruan
f. Memperbaiki reputasi perusahaan dengan memberikan pelayanan umum melalui periklanan.
Sedangkan menurut Sofyan Assauri (2002:247), adalah sebagai berikut:
a. Mempertahankan para pelanggan yang setia dengan membujuk para langganan agar tetap membeli.
b. Menarik kembali para langganan yang hilang atau lari dengan menarik atau mengarahkan arus langganan secara perlahan-lahan ke arah produk yang dihasilkan perusahaan dari merk produk saingan.
c. Menarik langganan baru, dengan menarik arus pembeli ke arah produk yang diiklankan perusahaan.
6. Sasaran dan Fungsi Advertising
Menurut Soehardi Sigit (2002:101) advertising mempunyai sasaran sebagai berikut :
a. Membantu dalam meperkenalkan barang baru dan kepada siapa atau dimana barang itu dapat diperoleh.
b. Membantu ekspansi pasar
c. Membantu dan mempermudah penjualan yang dilakukan oleh para penyalur
d. Memberi keterangan atau penjelasan kepada pembeli atau cara-cara pembeli.
e. Membantu mereka yang melakukan penjualan.
7. Langkah Dalam Menyusun Advertising
a. Rumuskanlah maksud dan tujuan advertensi
b. Tentukanlah siapa yang akan menggunakan atau memakai barang tersebut.
c. Tentukanlah kepada siapa ditujukan hal-hal yang akan dimuat dalam advertensi itu antara lain tempat, jumlahnya, kebiasaannya dan sebagainya.
d. Tentukanlah dengan menggunakan apa atau bagaimana supaya menarik. Pendeknya digunakan alasan-alasan yang menarik.
e. Persiapkanlah kata-kata, gambar, layout, dan ujian apakah advertensi yang seperti itu dapat diterima.
f. Tentukanlah biaya pemasangan itu. Harus ada keseimbangan antara biaya dan hasil yang akan dicapai.
8. Syarat-syarat Advertising
Menurut pendapat M. Manullang (2006:194) syarat-syarat yang harus dipenuhi agar advertising mencapai sasaran yaitu :
a. Mencolok
b. Menarik
c. Memikat hati
Menyolok adalah bila advertising tersebut dapat terlihat dengan mudah karena tempatnya.
Menarik adalah adanya pemakaian komunikasi dari warna yang harmonis atau mungkin karena adanya penyusunan dari bentuk yang lain dengan menggunakan gambar-gambar yang lucu.
Memikat hati adalah apabila advertising tersebut dapat menimbulkan kesan dan kata-kata bagi orang yang melihat atau membaca serta mendengarkannya.
Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2007:256) syarat-syarat advertising adalah :
a. Jujur
Iklan tidak boleh menyesatkan, antara lain dengan memberikan keterangan yang tidak benar.
b. Bertanggung jawab
Ikan tidak boleh menyalahgunakan kepercayaan dan merugikan masyarakat.
c. Tidak bertentangan dengan hukum
Iklan harus mematuhi undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku.
9. Sifat-sifat Publisitas
Menurut Sofyan Assauri (2002:260) bahwa publisitas mempunyai sifat sebagai berikut :
a. Tingkat kebenaran atau kepercayaan yang tinggi. Pemberitaan publisitas yang diberikan kepada masyarakat, dianggap sebagai sesuatu yang benar dan dapat lebih percaya dari pada apabila berita-berita tersebut dikeluarkan dengan seponsor dari penjual, sebab pemberitaannya tidak bersifat memihak.
b. Tidak didasari adanya maksud promosi yang sebenarnya. Melalui publisitas dapat dicapai calon pembeli yang potensial, yang pada umumnya menyangsikan bujukan atau rayuan dari iklan-iklan maupun pramuniaga. Hal ini karena pesan yang disampaikan kepada konsumen melalui publisitas adalah dalam bentuk berita dan bukan sebagai maksud penjual.
c. Mendramatisir. Seperti advertensi, publisitas juga mempunyai kemampuan untuk menggambarkan produk atau jasa perusahaan dalam bentuk cerita yang jelas.
10. Macam Publisitas
Menurut Basu Swastha DH (2003:276), publisitas dipisahkan menjadi 2 kriteria yaitu :
a. Publisitas produk
Publisitas produk adalah publisitas yang ditunjukkan untuk menggambarkan atau untuk memberitahukan kepada masyarakat atau konsumen tentang suatu produk beserta penggunaannya.
b. Publisitas kelembagaan
Publisitas kelembagaan adalah publisitas yang menyangkut tentang organisasi pada umumnya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dipublikasikan disini tentunya berupa kegiatan yang dianggap pantas untuk dijadikan berita. Misalnya kegiatan sehari-hari dari sebuah organisasi, termasuk pergantian pimpinan, usaha pengawasan polusi, musibah yang dialami organisasi tersebut dan sebagainya.
11. Hubungan Promosi dengan Volume Penjualan
Sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan promosi yaitu menginformasikan, mengingatkan, membujuk dan mempengaruhi konsumen agar mau membeli dari produk yang ditawarkan oleh pelaksanaan promosi tersebut. Dan menurut pendapat Wijaya (2006:161) disebutkan bahwa ada 4 macam langkah promotional untuk akhirnya menarik target market itu melakukan pembelian. Langkah itu adalah:
a. Memperoleh atau menarik perhatian para 8 calon konsumen. Mereka ini adalah orang-orang yang belum tahu atau sama sekali acuh, bahwa ada tersedia barang atau jasa baginya.
b. Setelah dapat menarik perhatian para calon pembeli maka langkah berikutnya adalah menimbulkan dan mempertahankan minat mereka.
c. Langkah ketiga ialah membangkitkan keinginan. Minat yang masih terpendam itu hendaknya dapat menjadi keinginan untuk membeli.
d. Akhirnya dapat diperoleh sesuatu tindakan dalam bentuk melakukan pembelian, jadi ada “Action”.
Jadi tanpa adanya promosi maka sulit sekali produk yang ditawarkan dapat dikenal oleh masyarakat luas (konsumen). Sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi sangat diperlukan oleh setiap perusahaan untuk mendukung usaha meningkatkan volume penjualan pada setiap periode.
Umumnya hubungan antara promosi dengan volume penjualan produk adalah positif karena setiap penambahan dana untuk kegiatan promosi dapat meningkatkan volume penjualannya, dan pengurangan dana promosi dapat menyebabkan menurunnya volume penjualan yang dicapainya.
Bila sifat hubungan antara promosi dan volume penjualan bersifat negatif maka penambahan dana untuk kegiatan promosi dapat menyebabkan menurunnya volume penjualan yang dicapainya dan pengurangan dana promosi menyebabkan meningkatnya volume penjualan perusahaan.
download klik disini
0 komentar:
Posting Komentar